Monolog

Akal : “Kamu mau membawa kita ke mana (lagi)?”

Hati : “Aku ingin membawa kita ke dalam suatu perjalanan. Perjalanan yang selalu membawa kesenangan dan keceriaan untuk kita.”

Akal : “Ah dasar..kamu selalu saja menggunakan perasaan. Dan perjalanan ini nantinya berakhir pada kesedihan ya..”

Hati : “Kenapa kamu berpikir seperti itu?”

Akal : “Apakah kamu tidak ingat perjalanan kita sebelumnya. Ketika aku harus mengikutimu yang masih terlalu bodoh dalam bertualang. Apa yang terjadi akhirnya pada kamu?”

Hati : “Iya, aku mengerti.”

Akal : “Dapatkah kamu berpikir terlebih dahulu sebelum membawa kita ke suatu perjalanan. Bagaimana probabilitas ekspektasimu akan tercapai. Apakah 100% atau ada inhibitor-inhibitor yang menghambat perjalanan kita atau bahkan malah menggagalkannya.”

Hati : “Ah dasar..kamu juga selalu saja menggunakan logika. Dapatkah sesekali kamu menikmati perjalanan ini tanpa perlu khawatir dengan angka-angka logikamu.”

Akal : “Baiklah. Karena aku selalu mengikuti kemanapun kamu berjalan, tolong ingatlah pesanku ini, jangan pernah memulai kalau takut semuanya akan berakhir.”

Hati : “Oke. Aku janji. Dan terimakasih karena kamu telah menemaniku.”